Hadirkan Wacana Kritis Gender dan Politik dalam Ruang Akademik, Sosiologi UB Hadirkan Anggota DPRD Lamongan

Hadirkan Wacana Kritis Gender dan Politik dalam Ruang Akademik, Sosiologi UB Hadirkan Anggota DPRD Lamongan

Departemen Sosiologi FISIP Universitas Brawijaya menyelenggarakan kuliah tamu bertajuk “Gender dan Partisipasi Politik Perempuan: Peluang dan Tantangan”, Kamis (8/5/2025).

 

Bertempat di Ruang Nuswantara Gedung B Lantai 7, kuliah tamu ini menghadirkan Erna Sujarwati, S.Pd, seorang anggota DPRD Lamongan sekaligus mahasiswi Pascasarjana Kajian Wanita UB sebagai pembicara utama.

 

Dalam paparannya, Erna menekankan pentingnya memahami perbedaan antara jenis kelamin dan gender dalam konteks sosial-politik.

 

“Jenis kelamin adalah kodrat, tetapi gender adalah konstruksi sosial. Keduanya mempengaruhi sejauh mana perempuan bisa masuk dan diterima di ruang-ruang politik,” jelasnya di hadapan peserta.

 

Erna juga mengungkap data partisipasi perempuan di parlemen dari Pemilu ke Pemilu yang menunjukkan tren peningkatan, meski masih jauh dari kata ideal.

 

“Perempuan merupakan pemilih terbanyak pada Pemilu 2024, namun representasi mereka di legislatif masih belum seimbang. Padahal kita sudah punya affirmative action berupa kuota 30%,” ujarnya.

 

Meski begitu, ia menyoroti bahwa kuota tersebut belum tentu menjamin substansi keterwakilan perempuan dalam kebijakan.

 

“Pertanyaannya bukan hanya apakah sudah ada 30%, tapi apakah suara perempuan benar-benar didengar dan berpengaruh dalam pengambilan keputusan,” tegasnya.

 

Dalam sesi diskusi, Erna mendorong mahasiswa untuk tidak hanya memahami konsep gender secara teoritis, tetapi juga aktif memperjuangkan kesetaraan dalam kehidupan sehari-hari.

 

Ia juga menekankan pentingnya solidaritas antar perempuan, pendidikan politik sejak dini, dan penguatan ekonomi sebagai strategi peningkatan partisipasi.

 

“Perempuan butuh dukungan sistemik, bukan sekadar diberi panggung. Harus ada penguatan dari sisi pendidikan, ekonomi, dan dukungan organisasi masyarakat sipil,” katanya menutup sesi kuliah tamu.

 

Kegiatan ini diselenggarakan oleh KJFD Gender dan Kesejahteraan Sosial serta Mata Kuliah Kajian Gender Program Studi Sosiologi, dan diikuti oleh mahasiswa sarjana dan pascasarjana FISIP UB.

 

Selain memperluas wawasan akademik, acara ini menjadi ruang dialog terbuka untuk membicarakan tantangan dan solusi atas ketimpangan gender di dunia politik.

 

Ketua Departemen Sosiologi FISIP UB, Prof. Dr. Ali Maksum, M.Ag., M.Si., menyampaikan pentingnya mengangkat tema-tema kritis seperti gender dan politik sebagai bagian dari tanggung jawab akademik.

 

“Kuliah tamu ini bukan hanya ruang pembelajaran, tetapi juga ruang refleksi. Mahasiswa harus punya kepekaan terhadap isu-isu sosial seperti kesetaraan gender, terutama di bidang politik yang selama ini masih didominasi oleh laki-laki,” tegasnya. (Humas FISIP)

Share:

Informasi lainnya

Categories