Malang, (23/09) Rangkaian kegiatan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang dilakukan oleh Fisip dan Kedokteran Universitas Brawijaya berlanjut hingga saat ini. Dengan tetap menggandeng PKK Kotalama dan perangkat Kecamatan Kedungkandang, kegiatan kali ini lebih berfokus pada pola pengasuhan anak. Menghadirkan psikolog FISIP UB, Ziadatul Hikmiah, S.Pd, S.Psi., M.Sc, pokok bahasan mengenai tumbuh kembang anak dan pola pengasuhan yang baik disampaikan melalui zoom online.
Kegiatan yang dilakukan oleh gabungan dua fakultas di UB, FISIP dan Fakultas Kedokteran ini dimulai pada tanggal 15 – 16 September 2021 dan 22-23 September 2021 ini berfokus pada penanganan stunting di wilayah kecamatan Kedungkandang, khususnya kelurahan Kotalama, Kota Malang. Dengan menghadirkan beberapa pakar dari FISIP dan FK UB, kegiatan ini memiliki misi memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya memberikan gizi yang baik kepada anak, serta cara untuk menanggulangi stunting. Pada dasarnya stunting merupakan gangguan pada tinggi badan anak. Selain itu, pentingnya pola asuh anak juga tidak luput dari perhatian para pakar dalam kegiatan ini.
Pola asuh tentunya mempengaruhi perkembangan mental anak. Dalam hal ini, Zia, sapaan akrab Ziadatul Hikmiah, menekankan pentingnya pemahaman mengenai karakter anak. “Anak tidak harus dimarahi ketika melakukan kesalahan, namun lebih mengarahkan kepada inisiatif, rasa bersalah dan tujuan dari setiap kegiatan”, ujarnya. Komunikasi dan negosiasi merupakan hal yang paling penting dalam pola pengasuhan anak zaman sekarang. Dengan ‘mendewasakan’ anak, harapan akan terbentuknya kemandirian akan terwujud. “Kuncinya adalah berkomunikasi dengan anak, ketika anak menyampaikan keinginan, ajak untuk berkomunikasi, jangan langsung dituruti atau ditolak, berikan penjelasan mengenai kondisi saat itu”, pungkas Zia.
Selain Zia, pembicara selanjutnya adalah Muhammad Afif Alhad, S.Psi., M.Si, dosen Jurusan Psikologi FISIP UB. Pria yang akrab disapa Afif ini dalam materinya juga berbicara mengenai komunikasi dalam relasi orang tua dan anak.. Ia menjelaskan tentang pentingnya komunikasi antara orang tua dan anak. “Komunikasi yang menyenangkan serta meminimalisir hukuman ketika anak melakukan kesalahan, merupakan bagian dari pembentukan karakter anak. Terlalu banyak memberikan hukuman akan menyebabkan anak menjadi ketakutan ketika berhadapan dengan orang tua. Reinforcement positif adalah kunci “ujar Afif.
Dengan adanya kegiatan ini, pola asuh anak dan juga praktik-praktik dalam menanggulangi stunting dapat terimplementasikan dengan baik kepada masyarakat melalui peran aktif lembaga-lembaga di masyarakat, khususnya di wilayah Kota Malang. Kegiatan ini juga membahas mengenai kesehatan reproduksi dan kehamilan yang diselenggarakan sehari sebelumnya. Kegiatan tersebut menghadirkan pakar dari Fakultas Kedokteran UB yaitu dr Nuretha Hevy Purwaningtyas, M.Sc, Sp.DLP dan dr Ayunda Dewi Jayanti Jilan Putri. (PSIK/Arif)