Kegiatan pameran dan festival film rutin tahunan, Brawijaya Movie Exhibition (BME) Vol. 10, resmi dibuka hari Rabu (13/11/2024), di Gedung RCE Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Malang.
Acara ini diselenggarakan oleh Societo Sineklub Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) dan mengusung tema “Classica Nostalgia: Bring Back Memories”.
Tema ini dipilih dengan tujuan untuk membawa penonton kembali ke momen-momen berharga melalui film.
Ketua Pelaksana BME Vol. 10, Cut Fahira Zalda, mahasiswa program studi Ilmu Komunikasi FISIP UB menjelaskan bahwa acara ini diadakan untuk menggerakkan dan memantik kreativitas para filmmaker di Indonesia.
“Kami ingin memberikan ruang bagi filmmaker untuk menunjukkan karya mereka, sekaligus menjalin hubungan yang lebih kuat antara para sineas dan komunitas perfilman di tanah air,” jelasnya.
Tahun ini, BME menerima sekitar 80 pengajuan film dari berbagai komunitas perfilman di seluruh Indonesia seperti Jogja, Bali, hingga Samarinda.
Setelah proses kurasi yang ketat, 16 film berhasil terpilih untuk ditayangkan dan terbagi kedalam 4 program penayangan.
Proses ini dilakukan oleh tim kurasi internal dan dua kurator eksternal yakni Lingga Galih Permadi, CEO Rumah Produksi Confetimedia, dan Fajaria Menur Widowati, dosen Ilmu Komunikasi FISIP UB yang memiliki spesialisasi dalam sinematografi.
Selain penayangan film, acara ini juga diisi dengan Program Tematik yang menghadirkan diskusi mendalam mengenai karya sutradara Gerry Prasetyo, yang dikenal melalui film “Kalut.”
“Saya merasa bangga diundang untuk berbagi pemikiran dalam sesi talkshow BME Vol. 10. Ini adalah kesempatan yang luar biasa untuk berdiskusi dan mendengarkan cerita dari teman-teman sineas yang hadir,” tutur Garry.
BME Vol. 10 menjadi istimewa karena bertepatan dengan peringatan satu dekade penyelenggaraannya. Dengan tema nostalgia, panitia berharap penonton dapat merenungkan kembali kenangan indah mereka sambil menikmati film-film yang telah terkurasi.
“Kami ingin penonton merasakan kembali momen-momen spesial melalui karya sinema yang kami hadirkan,” pungkas Cut Fahira.
Acara ini tidak hanya menjadi panggung bagi para sineas muda, tetapi juga ajang bagi pecinta film untuk mengeksplorasi beragam cerita dan pengalaman yang ditawarkan oleh film-film Indonesia. Dengan demikian, Brawijaya Movie Exhibition Vol. 10 menjadi lebih dari sekadar festival film; ia adalah perayaan kreativitas, kolaborasi, dan kenangan penghubung antar generasi. (Atho-Humas FISIP)