Nusantara mulai menerapkan perdagangan karbon sebagai upaya untuk mendukung komitmen pengurangan emisi gas rumah kaca sesuai dengan Paris Agreement. Sebagai upaya untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam terkait perdagangan karbon, Program Studi Ilmu Politik berkolaborasi dengan Institut Hijau Indonesia untuk melaksanakan diskusi serta bedah buku mengenai topik tersebut di Auditorium Nuswantara FISIP UB, Senin (25/11/2024).
Diskusi panel ini mengundang keynote speaker dan para pakar yang ahli dalam bidang lingkungan yaitu Chalid Muhammad sebagai Ketua Institut Hijau Indonesia, Prof. Ahmad Erani Yustika sebagai Kepala Sekretariat Wakil Presiden RI, Dr. Abdul Aziz sebagai Pakar Ekonomi Politik, Dr. Qurnia Indah Permata Sari sebagai Alumni Green Leadership Indonesia Batch 1, serta Wahyu Eka Setyawan sebagai Direktur Eksekutif WALHI Jawa Timur.
Kegiatan yang bertajuk ‘Perdagangan Karbon: Solusi atau Ilusi Bagi Keselamatan Bumi?’ ini pun mengadakan launching Jurnal Peradaban Hijau dan membedah buku karya Dr. Qurnia Indah Permata Sari yang berjudul ‘Karbon dan Masa Depan Indonesia’.
Dekan FISIP Universitas Brawijaya Prof. Anang Sujoko, S.Sos., M.Si., D.COMM pun menyambut baik pelaksanaan diskusi ini.
“Dari sisi positif kita bisa melihat bahwa dengan pelaksanaan perdagangan karbon akan berdampak pada pengurangan emisi gas rumah kaca. Tentu ini akan bisa membantu keberlanjutan dari bumi dimana kita tinggal,” tuturnya.
Anang Sujoko juga menambahkan bahwa pelaksanaan perdagangan karbon juga akan memicu terjadinya sebuah kerjasama global yang menjadi sebuah keniscayaan untuk memastikan bahwa perdagangan karbon itu akan berdampak secara positif.
“Diskusi panel hari ini merupakan sebuah ikhtiar bagi kalangan akademisi pemerhati lingkungan yang kemudian berbicara kepada hukum-hukum pasar yang ada di dalam dunia ini untuk kemudian secara bersinergi berkolaborasi untuk memastikan dampak positif perdagangan karbon serta ancaman kegagalan terkait komitmen pelaksanaan regulasi-regulasi yang ada,” ujar Prof. Anang Sujoko.
Ia juga menyampaikan harapannya agar diskusi panel hari ini mampu berkontribusi untuk menyelamatkan bumi.
Farhani Nurshafa Rahmania sebagai moderator diskusi panel pun memandu jalannya diskusi dengan para narasumber serta peserta yang antusias mengajukan pertanyaan-pertanyaan mereka terkait topik diskusi.
Salah satu keunikan dari diskusi mengenai keselamatan bumi ini adalah imbauan bagi para peserta untuk membawa botol minum sebagai upaya nyata dalam meminimalisasi sampah. (Fazlar Razin/Humas FISIP)