Rabu (20/11/2024), Departemen Kajian Aksi Strategis Himpunan Mahasiswa Sosiologi (HIMASIGI) FISIP UB selenggarakan Manifestasi Kritis Analitis dan Responsif (MAKAR) Volume III yang bertajuk Privatisasi Pantai: Indikasi Kapitalisasi dalam Ranah Pariwisata Bahari.
Kajian ini dihadiri oleh Kepala Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang Didit Puji Leksono, S.Pt serta Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPIK) UB Farel Parulian Sirait.
Paulus Serapion Harapan Papik sebagai Ketua Pelaksana Manifestasi Kritis Analitis dan Responsif (MAKAR) Volume III menyampaikan bahwa isu privatisasi pantai merupakan salah satu fenomena yang jarang dikaji dalam ranah akademik sehingga ia tertarik untuk mengangkat isu tersebut.
“Pengangkatan isu ini merupakan hal yang penting sehingga kita sebagai generasi yang hidup di masa kepemimpinan berkelanjutan harus peduli terhadap isu-isu lingkungan,” tambah Raditya Zanuar selaku Wakil Ketua Himpunan Mahasiswa Sosiologi (HIMASIGI) FISIP UB.
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPIK) UB Farel Parulian Sirait pun menyampaikan kesetaraan akses yang berkaitan dengan kepercayaan yang diberikan sebagai permasalahan utama dalam permasalahan privatisasi wisata bahari.
“Ketidakpercayaan pemerintah terhadap masyarakat hadir akibat adanya pungutan liar yang dilakukan oleh masyarakat,” tuturnya.
Ia pun menambahkan bahwa hal tersebut timbul karena pariwisata yang dijadikan sebagai pendapatan primer karena pemerintah tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar masyarakat setempat.
“Dengan demikian, seharusnya kita fokus pada perumusan solusi yang melibatkan masyarakat dan tidak terperangkap dalam mencari pihak yang bersalah,” ujar Kepala Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang Didit Puji Leksono, S.Pt.
Kepala Desa Srigonco tersebut juga mengemukakan bahwa kolaborasi antara akademisi dan pihak desa dapat membuat regulasi yang tidak kaku agar sesuai dengan fenomena nyata yang ada di desa.
Didit Puji Leksono, S.Pt berharap agar mahasiswa lebih sering turun langsung ke desa untuk mengimplementasikan ilmu yang telah mereka dapatkan di bangku kuliah.
“Teman-teman mahasiswa dapat membangun keberpihakan terhadap masyarakat yang terpinggirkan sebagai upaya awal dalam perumusan solusi atas permasalahan ini,” tambah Farel.
Menanggapi pandangan-pandangan yang disampaikan oleh kedua pemateri, para audiens pun antusias memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memantik jalannya diskusi yang berlangsung di Gazebo B FISIP UB. (Fazlar Razin/Humas FISIP)