CloseMenu
CloseMenu
FISIP UB Buka 2 Program Studi Baru, Magister Ilmu Politik dan Magister Ilmu Pemerintahan
Konferensi Internasional “Digital Transaction in Asia VI” Sukses Pukau Peserta
Dihadiri 10 Negara, FISIP UB dan The University of Queensland Gelar Konferensi Internasional "Digital Transaction in Asia VI"
Inilah Wisudawan Terbaik FISIP UB Periode XIII dan XIV
Jadwal Kuliah S1 Semester Genap Tahun Ajaran 2024/2025
Ketua Departemen PPHI FISIP UB Jadi Narasumber di TV Rusia Bahas Indonesia dan BRICS

Ini Analisa Akademisi FISIP UB Tentang Potensi Pilpres 1 atau 2 Putaran

Pemilu 2024 akan dilangsungkan Rabu besok (14/2/2024). Salah satu hal yang menjadi pembahasan publik adalah potensi Pemilihan Presiden berlangsung 1 atau 2 putaran. Dosen Ilmu Politik FISIP UB, Wawan Sobari S.IP., MA., Ph.D memberikan analisanya.

Menurut Wawan Sobari, berdasarkan survei terakhir yang dilakukan oleh Indikator Politik dan Poltracking, hasil yang diperoleh pasangan calon 02 berkisar di angka 49,4-54,2% serta 48,8%-54,6%.

“Artinya masih ada kemungkinan margin of error itu dibawah 50% masih ada. Ya, meskipun memang tren dari pasangan 02 ini cenderung naik. Namun pasangan 01 juga cenderung naik,” ucapnya, Selasa (13/2/2024).

Namun sisi lain kata Wawan Sobari, secara statistik memang keteguhan pilihan terhadap pasangan 02 relatif tinggi.

“Jadi, di atas 87% mereka tidak akan mengubah pilihannya tapi hasil survei itu menunjukkan kalau posisinya belum bisa dipastikan,” ungkap alumni ISS Den Haag Belanda ini.

“Artinya, kalau tadi ada orang yang memilih pasangan 02 itu tidak akan mengubah pilihan, tetap teguh pada pilihannya tapi jumlahnya kurang dari 100 persen, nah bisa diartikan potensi mereka untuk berubah pilihan masih ada,” sambung Wawan Sobari.

Meski demikian, Wawan Sobari juga menganggap belum tentu Pilpres akan terjadi dua putaran melihat hasil survei yang sudah dirilis. Dia justru lebih menyoroti pengiringan opini soal Pilpres satu putaran untuk menghemat anggaran.

“Yang paling penting dan dikhawatirkan sebenarnya adalah ada upaya untuk menggiring opini bahwa pemilu ini cukup dibuat satu putaran untuk menghemat anggaran. Itu yang saya tidak setuju ya,” paparnya.

Kenapa? Karena menurut Wawan Sobari, karena anggaran Pemilu sudah dipersiapkan sebelumnya. Kemudian misalkan Pemilu satu putaran karena alasan penghematan sekitar 12-15 Triliun, belum tentu juga signifikan terhadap kesejahteraan rakyat.

“Jadi dana sisa karena pilpres satu putaran itu anggaran yang seharusnya untuk dua putaran itu direalokasikan untuk yang produktif atau yang sifatnya untuk menyejahterakan rakyat? Jawabannya, kita tidak bisa mendapat jaminan itu,” paparnya.

Alumni Flinders University of South Australia ini menganggap satu putaran atau dua putaran jangan dilihat dalam konteks penghematan anggaran.

“Jadi seolah-olah berkata demikian ya sudahlah satu putaran saja kemudian biar nanti pemilu anggarannya lebih sedikit, ada penghematan. Itu yang menurut saya tidak tepat,” tegas Wawan Sobari.

Yang harus dilihat dari proses Pemilu menurut Wawan adalah nilai-nilai demokrasi, nilai kebebasan sipil, nilai partisipasi politik, nilai kinerja lembaga public dan juga kepastian hukum berjalan dengan Luberjurdil.

“Kalau saya sih sebenarnya berharap satu putaran atau dua putaran itu rakyat yang memutuskan, selama Pemilu-nya itu Luberjurdil,” tegasnya.

Bagi Wawan Sobari, prinsip-prinsip Luberjurdil yang paling penting. Sebab demokrasi artinya adalah kekuasaan di tangan rakyat, atau rule by the people.

“Rakyat yang berada di sentral kekuasaan, dan Pemilu adalah ajang kedaulatan rakyat. Jangan sampai kemudian rakyat yang berdaulat, dinodai ulah-ulah elit penguasa yang menginginkan kemenangan dengan cara-cara yang tidak fair atau tidak Luberjurdil,” tegasnya.

Untuk diketahui, Pemilu 2024 tidak hanya memilih Presiden dan Wakil Presiden saja tapi juga DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota.

 

Share:

Latest Announcements