CloseMenu
CloseMenu
Dosen HI UB Nilai Kemenangan Donald Trump Menguntungkan Pemerintah Indonesia
Kolaborasi HI UB-Kemenkomdigi Bahas Keamanan Digital untuk Wujudkan Solidaritas Global
FISIP UB Sambut Kunjungan Dua Sekolah dari Jawa Barat
“Health For Everyone”: Kolaborasi BEM FISIP UB dan PMI Malang Himpun 105 Pendaftar Donor Darah
Departemen Psikologi Adakan Workshop Pembibitan PKM: Pertahankan Tradisi Emas di PIMNAS
Aktor Politik Perempuan Minim, Prodi Ilmu Pemerintahan UB Lakukan Hal Ini

Kulik Konstruksi Media mengenai Tindakan Bunuh Diri bersama Kelas Pers 2024

Sabtu (14/9/2024), Departemen Jurnalistik Himpunan Mahasiswa Sosiologi FISIP UB peringati hari Pencegahan Bunuh Diri Internasional dengan seminar Kelas Pers yang bertema Konstruksi Media dalam Membangun Wadah Aman bagi Masyarakat.

 

“Tahun ini Kelas Pers membawa nuansa baru dengan mengusung tema mengenai konstruksi media terhadap tindakan bunuh diri, saya harap acara ini dapat memperkaya ilmu kita,” ujar Ketua Pelaksana Kelas Pers 2024 Kartika Intan Kirana.

 

Seminar ini dibuka oleh materi dari Dosen Sosiologi FISIP UB Ayu Kartika, S.AP., M.Si mengenai bunuh diri dalam perspektif sosiologi. Beliau mengemukakan bahwa terjadi penggambaran yang tidak ideal mengenai individu dengan gangguan psikologis. 

 

Pernyataan tersebut didukung oleh pemaparan materi oleh Dosen Psikologi FISIP UB Unita Werdi Rahajeng, M.Psi. Ia menjelaskan bahwa salah satu faktor resiko dalam aspek masyarakat terdapat pemberitaan media yang tidak tepat dan stigma terkait pencarian bantuan.

 

“Media bukan hanya mengonstruksi kita untuk melakukan, tetapi juga bisa mencegah kita untuk bunuh diri,” tambahnya.

 

Hubungan antara media atau pers dengan isu bunuh diri pun diperdalam oleh Dewi Yuhana, S.Psi. Sebagai eks Direktur dan Pemimpin Redaksi Malang Post, beliau membagikan pengetahuan tentang tanggung jawab dan kode etik jurnalistik kepada audiens. 

 

Dewi Yuhana, S.Psi menuturkan bahwa pemberitaan di media massa dapat mencegah seseorang untuk bunuh diri dengan tidak mencantumkan kronologi lengkap atas kasus-kasus tersebut. 

 

“Mari kita dukung jurnalistik supaya tetap kokoh dan jadi pilar demokrasi karena kita berasaskan demokrasi. Oleh karena itu kita harus jaga dunia jurnalistik dengan kemampuan kita,” ujarnya dalam menutup sesi materi.

Share:

Latest Announcements