CloseMenu
CloseMenu
Kilas Balik FISIP 2024: Kukuhkan Dua Guru Besar
Kunjungan SMAN 1 Waru Sidoarjo ke FISIP, Perluas Wawasan Siswa Tentang Dunia Kampus
Kilas Balik FISIP 2024: Raih Akreditasi Unggul untuk Seluruh Program Studi
Kilas Balik FISIP 2024: Kisah Sang History Maker Peraih Medali Emas Pertama di Ajang PIMNAS
Dosen Sosiologi UB Jadi Pembicara di Forum Internasional Advokasi Kelompok Penyandang Disabilitas
Mahasiswa Ilmu Politik UB Pamerkan Inovasi Kewirausahaan Politik berbasis Digital

Jelang Pelantikan Prabowo-Gibran, Dosen FISIP UB: Lakukan Komunikasi Integratif

Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan dilakukan pada 20 Oktober 2024. Jelang resmi menjadi pemimpin tertinggi di NKRI, ada beberapa saran yang disampaikan dosen Ilmu Komunikasi FISIP UB, Dr Verdy Firmantoro S.I.Kom., M.I.Kom. Salah satunya adalah pemerintahan baru harus melakukan komunikasi yang lebih integratif.

“Yang tidak kalah penting adalah bagaimana pemerintahan kedepan itu mampu membangun yang namanya komunikasi yang lebih integratif. Kita tahu bahwa komunikasi selama inibanyak yang menganggap bahwa semuanya adalah representasi pemerintah,” jelasnya, Jumat (18/10/2024).

Lulusan S1 dan S2 UB ini menilai jika semua menjadi representasi pemerintah dan komunikasinya tidak satu, tidak terintegrasi, maka berpotensi justru akan mengarah yang disebut dengan blunder komunikasi.

“Bahkan juga nanti yang menciptakan yang namanya chaos karena perbedaan-perbedaan komunikasi yang tentunya beragam di pemerintahan,” jelas Verdy.

Pria kelahiran Lumajang Jawa Timur ini juga mengingatkan keberadaan undang-undang perlindungan data pribadi yang harusnya menjadi payung bagi masyarakat untuk memberikan kontribusi.

“Bukan malah UU tersebut menjadi jeratan jeratan yang sifatnya itu membuat mereka ketakutan atau kekhawatiran itu lebih besar,” sambung Verdy.

Saran-saran ini diberikan oleh Doktor lulusan Universitas Indonesia bukan tanpa alasan. Sebab saat pemerintahan Presiden Jokowi ada beberapa catatan kritis yang berkaitan dengan kebijakan di bidang komunikasi dan akan menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintahan mendatang.

Menurut Verdy, pada masa Pemerintahan Jokowi ada 4 permasalahan yang terjadi terkait bidang komunikasi. Pertama persoalan blunder komunikasi terutama yang berkaitan dengan isu-isu krusial salah satunya saat terjadi Pandemi Covid-19.

“Kita tahu bagaimana selama pandemi cukup banyak terjadi proses atau blunder komunikasi ini. Dan ini juga bisa menjadi refleksi untuk pemerintahan ke depan meskipun belum tentuakan menghadapi situasi yang sama,” jelasnya.

Verdy juga menyoroti kegagalan pemerintahan saat ini mengkomunikasikan sejumlah kebijakan. Salah satunyaperihal Ibu Kota Nusantara (IKN).

“Kita tahu seperti misalkan omnibus law, kemudian ada proyek IKN, mungkin proyeknya sudah berjalan, undang-undangnya sudah disahkan, tetapi masih menyisakan diskursus di ruang publik dan ini tentu PR bagi pemerintah baru untuk kemudian bagaimana komunikasi kebijakan ini tetap diterima oleh masyarakat,” paparnya.

Kemudian, Verdy juga menilai pemerintahan saat ini terlalu defensif terhadap kritik. Karena itulah, ia menyarankan pemerintah selanjutnya harus lebih dialogis.

“Dengan dialogis itu bisa membuat bagaimana kritik bisa menjadi energi bagi pemerintah terkait dengan kritik yang sifatnya konstruktif,” jelasnya.

 

Kemudian yang terakhir menurut Verdy selama Pemerintahan Jokowi banyak terjadi persoalan miskomunikasi dan misinformasi terutama dalam penyebaran informasi di ruang digital dan media sosial.

“Meningkatnya hoaks saya kira juga menjadi isu yang kemarin cukup kewalahan direspon oleh pemerintah. Dan ini juga menjadi pekerjaan rumah pemerintahan selanjutnya,” tegasnya.

Verdy menegaskan catatan tersebut tidak hanya sebagai bagian dari refleksi kritis di dalam konteks komunikasi tapi bagian dari masalah terkait dengan kebijakan pemerintah maupun berbagai hal, yang juga ditentukan oleh sejauh mana pemerintah mampu menggunakan komunikasi dengan cara yang baik.

“Dengan yang cara yang efektif dan dengan cara yang tentunya bisa memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan masyarakat,” pungkasnya. (Humas FISIP)

Share:

Pengumuman Terbaru