CloseMenu
CloseMenu
Ketua Departemen PPHI FISIP UB Jadi Narasumber di TV Rusia Bahas Indonesia dan BRICS
Dekan: FISIP UB Capai Ribuan Prestasi Pada 2024
FISIP UB Sambut Tahun 2025 dengan Optimisme Tingkatkan Akreditasi Internasional
Dosen Ilmu Pemerintahan UB Paparkan Fenomena Sosial Keagamaan Indonesia di Universitas Sains Islam Malaysia
Kilas Balik FISIP 2024: Kukuhkan Dua Guru Besar
Kunjungan SMAN 1 Waru Sidoarjo ke FISIP, Perluas Wawasan Siswa Tentang Dunia Kampus

Ketua Departemen PPHI FISIP UB Jadi Narasumber di TV Rusia Bahas Indonesia dan BRICS

Malang – Ketua Departemen Politik dan Pemerintahan Hubungan Internasional (PPHI) FISIP Universitas Brawijaya, Aswin Ariyanto Azis, S.IP., M.DevSt, baru-baru ini menjadi narasumber dalam salah satu program TV Rusia, Russia Today International (RTV).

 

Kehadirannya sebagai narasumber tidak lepas dari opininya yang menarik perhatian mengenai alasan Indonesia bergabung dengan BRICS.

 

Dalam opininya, Aswin menyampaikan dua alasan utama yang mendasari keputusan Indonesia untuk bergabung dengan BRICS. Pertama, Indonesia tengah menilai kembali posisi strategisnya sebagai salah satu negara dengan perekonomian terdepan di Asia Tenggara.

 

Kedua, Indonesia berupaya beralih dari kebijakan non-blok menuju strategi multi-blok. Langkah ini dinilai mampu membantu Indonesia mengarahkan kemitraannya dengan negara-negara maju maupun berkembang, serta menyeimbangkan aliansi tradisional dengan peluang baru di panggung global.

 

“Bergabung dengan BRICS dapat memperkuat pengaruh Indonesia dalam ikatan yang sudah kuat dengan masing-masing negara anggota. Selain itu, hal ini membuka peluang lebih besar untuk menjalin kerja sama di luar pertemuan tatap muka,” ungkap Aswin dalam opininya.

 

Ia juga menambahkan bahwa langkah Indonesia untuk menjadi bagian dari BRICS mencerminkan dinamika hubungan dengan negara-negara besar seperti Tiongkok dan Amerika Serikat, di samping menghadapi tekanan geopolitik di kawasan.

 

Menurutnya, pengumuman keanggotaan Indonesia di BRICS menandai ambisi kebijakan luar negeri pemerintahan baru yang berfokus pada dua perubahan utama, yakni adopsi strategi multi-blok dan penguatan kebijakan “tetangga baik.” Pendekatan ini memungkinkan Indonesia untuk menghindari keberpihakan sambil mendiversifikasi kemitraannya demi memaksimalkan manfaat.

 

“Strategi multi-blok ini membuka jalan bagi Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi BRICS, terutama terkait reformasi multilateral yang dapat menguntungkan semua pihak,” tambahnya.

 

Kehadiran Aswin sebagai narasumber di media internasional semakin menegaskan pentingnya peran akademisi Indonesia dalam memberikan pandangan yang relevan terhadap isu-isu global. Dengan demikian, langkah ini tidak hanya memperluas pengaruh Indonesia, tetapi juga mengangkat nama Universitas Brawijaya di kancah internasional.

Share:

Pengumuman Terbaru