Program Magister Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) menyelenggarakan Brawijaya Communication International Conference ke-4 (BCIC) 2024, Senin-Rabu (28-30/10/2024).
Konferensi tahun ini mengajak akademisi, peneliti dan mahasiswa untuk mendiskusikan tema “Navigating Social Changes: Communication, Information and AI Digital Convergence”.
Sebanyak 52 makalah dari Indonesia, Malaysia dan Pakistan dipresentasikan secara daring mencerminkan perkembangan dan diskusi terbaru dalam bidang studi ilmu komunikasi.
BCIC 2024 mendapat dukungan dari mitra publikasi seperti Universitas Padjajaran, Universitas Bunda Mulia, Universitas Syiah Kuala, Universitas Nusa Cendana, Universitas Pembangunan Nasional Veteran, dan Universitas Prof. Dr. Moestopo. Melalui kemitraan ini, BCIC terus memperluas jangkauannya dengan menawarkan peluang publikasi dalam prosiding konferensi dan jurnal-jurnal bereputasi.
Rektor Universitas Brawijaya, Prof. Widodo, S.Si., M.Si., Ph.D.Med.Sc menyampaikan pada sambutannya saat ini Artificial Intelligence memberikan pengaruh yang signifikan pada komunikasi.
“Berdasarkan laporan yang ada Teknologi Komunikasi yakni AI diperkirakan akan berkontribusi 4 Triliun US Dollar pada pertumbuhan ekonomi global hingga 2025,” ujarnya pada pembukaan BCIC.
Salah satu Keynote speaker, Suwichit Sean Chaidaroon Ph.D dari Universitas Melbourne menyampaikan tentang media sosial dan media literasi. Ia menyampaikan media sosial sangat interaktif. Namun kemudahan media sosial juga disertai efek samping diantaranya terjadi misinformation, overload information. Salah satu fakta mengejutkan terkait overload information yang disampaikan Sean adalah jumlah video TikTok yang ditonton pengguna.
“Di luar perkiraan kita, berdasar data dari TikTok, setiap hari rata-rata pengguna menonton 700 video,” ungkapnya.
Ia menyampaikan tiap orang harus memiliki Literasi Digital yaitu kemampuan yang dibutuhkan agar pengguna bisa secara efektif menggunakan teknologi maupun internet. Namun khusus terkait media sosial, harus memiliki literasi Sosial Media yang artinya merupakan kemampuan navigasi, evaluasi dan membuat konten di media sosial. Ini termasuk dinamika komunikasi online, audience engagement, dan content sharing.
Konferensi menghadirkan pembicara dari institusi ternama dunia diantaranya Sohail Riaz, Ph.D dari COMSATS University, Islamabad, Pakistan yang berbagi wawasan tentang praktik komunikasi kontemporer; Prof. Jim Macnamara, Ph.D dari University of Technology Sydney, Australia, yang mengeksplorasi kompleksitas media dan komunikasi yang terus berkembang; Suwichit Sean Chaidaroon, Ph.D dari University of Melbourne, Australia, yang membahas komunikasi digital terkait dengan tema konferensi; Dr. Mohamad Noor Salehhuddin Sharipudin dari Universiti Putra Malaysia, yang diakui atas kontribusi penelitiannya dalam studi komunikasi. Sedangkan dari UB sendiri yakni Desi Dwi Prianti, S.Sos., M.Comn., Ph.D yang merupakan pakar di bidang studi Gender dan Pskolonialisme.
Sesi plenary juga menampilkan keahlian dari dosen terkemuka Universitas Brawijaya: Maulina Pia Wulandari, Ph.D., Reza Safitri, Ph.D., Dr. Antoni, Fitri Oktaviani, Ph.D., Dr. Verdy Firmantoro, dan Yuyun Riani, Ph.D. Perspektif beragam mereka memperkaya diskusi dalam konferensi mengenai tantangan-tantangan yang dihadapi bidang komunikasi saat ini.
Selain sesi keynote dan plenary, konferensi ini juga menyelenggarakan sesi paralel yang memfasilitasi pertukaran gagasan yang dinamis antar peserta. Wadah ini memberikan kesempatan berharga bagi akademisi, peneliti, dan mahasiswa, khususnya mereka yang masih di awal karirnya, untuk mempresentasikan penelitian dan terlibat dalam dialog yang bermakna.
Dekan FISIP Universitas Brawijaya Prof. Anang Sujoko, S.Si., M.Si., D.COMM, dalam sambutannya menyoroti relevansi tema dalam menghadapi perubahan sosial yang dipicu oleh konvergensi antara komunikasi, teknologi informasi dan kecerdasan buatan. Menurutnya, tema ini sangat strategis untuk memahami dan mengatasi berbagai tantangan serta peluang yang dihadapi masyarakat global di era digital.
Ia juga menegaskan komitmen FISIP UB untuk mendukung pengembangan akademik mahasiswa magister dan doktoral. BCIC 2024, katanya, menjadi wadah yang tepat bagi mahasiswa untuk berbagi hasil riset mereka melalui presentasi poster dan makalah, yang membuka peluang publikasi di prosiding dan jurnal bereputasi.
Sebagaimana disampaikan Maulina Pia Wulandari, S.Sos.,M.Kom.,Ph.D. sebagai ketua panitia sekaligus Ketua Prodi Magister Ilmu Komunikasi yang menyampaikan konferensi ini terbukan bagi mahasiswa magister maupun doktoral, akademisi, peneliti di bidang komunikasi. Tema pun dipilih sebagai respon terhadap tantang pada lanskap komunikasi saat ini.