CloseMenu
CloseMenu
Dosen HI UB Nilai Kemenangan Donald Trump Menguntungkan Pemerintah Indonesia
Kolaborasi HI UB-Kemenkomdigi Bahas Keamanan Digital untuk Wujudkan Solidaritas Global
FISIP UB Sambut Kunjungan Dua Sekolah dari Jawa Barat
“Health For Everyone”: Kolaborasi BEM FISIP UB dan PMI Malang Himpun 105 Pendaftar Donor Darah
Departemen Psikologi Adakan Workshop Pembibitan PKM: Pertahankan Tradisi Emas di PIMNAS
Aktor Politik Perempuan Minim, Prodi Ilmu Pemerintahan UB Lakukan Hal Ini

Kunjungi FISIP UB, Ganjar Pranowo Beri Tips Bangkit Dari Keterpurukan Kepada Para Mahasiswa

Jumat (6/8/2024), Ganjar Pranowo menghadiri acara talkshow yang diadakan oleh Santosha x Layanan Konseling Universitas Brawijaya (UB) di Hall Lt. 8 Gedung C Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB.

 

Bertajuk “Healing Bersama”, acara ini dirancang untuk menjadi wadah bagi para mahasiswa untuk melepas stres dan me-recharge energi.

 

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh terkemuka dan ahli di bidang kesehatan mental dan psikologi. Selain Ganjar Pranowo, turut hadir Cleoputri Yusainy, M.Psi., Ph.D., Psikolog sekaligus Kepala Departemen Psikologi FISIP UB; A. Ghozi Mubarok, seorang Content Creator; Putra Wiramuda, S.Psi., M.A.; dan Jainal Ilmi, M.Psi., Psikolog Klinis.

 

Dalam sesi talkshow, Ganjar Pranowo memberikan berbagai tips and tricks kepada mahasiswa yang hadir, salah satunya adalah terkait dengan bagaimana cara ia mengatasi keterpurukan dan menjaga mental.

 

“Kita tidak boleh lupa untuk beristirahat. Mahasiswa sekarang punya banyak pilihan untuk refreshing. Bisa night ride, kulineran,” ungkap Ganjar.

 

Lebih lanjut, Ganjar mengungkapkan kepeduliannya terhadap para mahasiswa. Menurutnya, kesehatan mental selama menempuh perkuliahan adalah hal yang patut untuk sekiranya dijaga.

 

Pada kesempatan ini pula, Ganjar mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini sedang mengalami darurat kesehatan mental. Menurutnya, kini semakin banyak generasi muda Indonesia yang nekat melakukan aksi bunuh diri akibat stress, tertekan hingga depresi.

 

“Dalam menghadapi bonus demografi, kita tidak boleh mengabaikan masalah kesehatan mental. Isu ini adalah hal penting yang perlu untuk sekiranya segera diselesaikan, tetapi sayangnya masih banyak orang yang belum memperhatikannya,” tuturnya.

Share:

Pengumuman Terbaru