CloseMenu
CloseMenu
Kilas Balik FISIP 2024: Kukuhkan Dua Guru Besar
Kunjungan SMAN 1 Waru Sidoarjo ke FISIP, Perluas Wawasan Siswa Tentang Dunia Kampus
Kilas Balik FISIP 2024: Raih Akreditasi Unggul untuk Seluruh Program Studi
Kilas Balik FISIP 2024: Kisah Sang History Maker Peraih Medali Emas Pertama di Ajang PIMNAS
Dosen Sosiologi UB Jadi Pembicara di Forum Internasional Advokasi Kelompok Penyandang Disabilitas
Mahasiswa Ilmu Politik UB Pamerkan Inovasi Kewirausahaan Politik berbasis Digital

Mahasiswa Sosiologi UB Bahas Permasalahan Songgoriti Bersama Associate Professor dari Singapura

Departemen Sosiologi FISIP UB mengundang Associate Professor dari Singapore University of Social Sciences Rita Padawangi dalam kuliah tamu yang bertajuk Paradoks Urbanisasi di Asia Tenggara untuk mata kuliah Perkembangan Kawasan Perkotaan di Auditorium Nuswantara, Kamis (17/10/2024).

 

Dr. Phil. Anton Novenanto, S.Sos., M.A. bersama Rita Padawangi S.T., M.A., M.Arts., Ph.D dan Didid Haryadi, S.Sos., MA mengupas tuntas paradoks urbanisasi yang terjadi di Songgoriti, Kota Batu, Jawa Timur. Anton juga turut mengundang anak muda dari Songgoriti yang dapat mengemukakan pengalamannya kepada para mahasiswa.

 

Pada kuliah tamu tersebut, terdapat pemaparan video berjudul Inside Songgoriti yang menggambarkan permasalahan di sana akibat ketergantungan penghasilan terhadap usaha villa seperti perubahan sosial, gentrifikasi, alienasi serta timbulnya masalah perhutangan di kalangan masyarakat.

 

“Temuan yang menarik dari riset yang saya jalankan adalah fakta bahwa banyak anak muda Songgoriti yang sudah tidak betah untuk tinggal di sana karena mereka terjebak oleh stigma,” ujar Anton. 

 

Rita pun mengajukan solusi atas permasalahan tersebut dengan mengusulkan pemberdayaan secara kolektif oleh anak muda setempat.

 

“Pemberdayaan tersebut harus berjalan agar anak muda memiliki kepercayaan diri dalam menghadapi stigma. Karena stigmatisasi itu lebih menghukum korban daripada menyelesaikan masalah,” ungkap Rita.

 

Anton pun menutup sesi kuliah tamu tersebut dengan pernyataan bahwa fenomena yang terjadi di Songgoriti tidak terlepas dari struktur sosial berupa pendidikan dan ekonomi yang melanggengkan keberadaan villa “esek-esek” yang mengundang stigma buruk dari masyarakat. (Fazlar Razin/Humas FISIP)

Share:

Pengumuman Terbaru