CloseMenu
CloseMenu
Pentingnya Penyuluh Narkoba dalam Komunikasi Publik
HIMASIGI UB Bahas Isu Kapitalisasi Pariwisata Bahari
Belajar Budaya Indonesia, 17 Mahasiswa The University of Queensland Ikuti Program Inbound di Ilmu Komunikasi UB
FISIP Kupas Tuntas Transformasi IKN: Bakal Jadi Pusat Sumber Pertumbuhan 
Cerita Menarik Syarifah Nurul Zakiyah, Mahasiswa HI UB Jalani IISMA di Polandia
Peraih IPK 4,0 Magister Ilmu Komunikasi UB Berbagi Tips Menulis Tesis Cepat dan Tepat Sasaran

Pentingnya Penyuluh Narkoba dalam Komunikasi Publik

Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya (UB) menggelar kuliah tamu bertajuk “Kuliah Bareng Praktisi: Communication for Development.” Acara ini berlangsung di Auditorium Nuswantara, Gedung B Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UB pada Rabu (20/11/2024). 

 

Acara ini menghadirkan Lupi Chandraprasetya, M.I.Kom., Penyuluh Narkoba dari Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malang, yang juga merupakan alumni S1 Ilmu Komunikasi UB dan S2 Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.

 

Kuliah tamu ini membahas peran penyuluh dalam konteks komunikasi publik dan komunikasi pembangunan. Lupi memaparkan pentingnya peran komunikasi dalam menyukseskan program-program pembangunan termasuk dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba.

 

Lupi memaparkan bahwa penyuluhan narkoba merupakan bagian dari tugas BNN dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN). 

 

“Penyuluh narkoba memiliki tanggung jawab besar dalam menyebarkan informasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba,” ujar Lupi.

 

Selain itu, Lupi juga menekankan pentingnya komunikasi dalam mendukung upaya pembangunan nasional, terutama dalam penyuluhan narkoba yang menjadi bagian dari agenda prioritas pemerintah. 

 

“Penyuluhan narkoba mendukung pembangunan di Indonesia dengan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat,” tambahnya.

 

Ia menjelaskan bahwa komunikasi pembangunan adalah proses komunikasi yang dirancang untuk mendukung pembangunan dengan menyebarkan informasi, memfasilitasi dialog, dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program-program pembangunan. 

 

“Komunikasi pembangunan bukan sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga mengajak masyarakat untuk aktif berpartisipasi,” kata Lupi. 

 

Penyuluhan narkoba dianggap sebagai bagian dari komunikasi pembangunan karena bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat, mendorong perubahan perilaku, serta mendukung kesejahteraan masyarakat. Lupi menekankan bahwa komunikasi yang efektif sangat penting dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba, terutama karena isu narkoba termasuk dalam rencana pembangunan jangka panjang nasional.

 

Azizun Kurnia Illahi, S.I.Kom., M.A., dosen Ilmu Komunikasi UB yang menjadi moderator dalam acara ini menambahkan bahwa kuliah tamu kali ini menunjukkan bahwa lulusan Ilmu Komunikasi memiliki peluang karir yang luas. 

 

“Di samping belajar tentang komunikasi pembangunan dan komunikasi publik, acara hari ini juga menunjukkan bahwa alumni komunikasi ini tidak hanya sebagai humas, jurnalis, ataupun markon, tetapi sangat beragam. Salah satunya menjadi penyuluh,” ungkap Azizun.

 

Kuliah tamu “Communication for Development” ini diharapkan dapat memperluas wawasan mahasiswa Ilmu Komunikasi UB mengenai ragam profesi yang bisa mereka jalani di masa depan, serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya peran komunikasi dalam berbagai aspek pembangunan, termasuk dalam upaya pencegahan narkoba. (Humas FISIP)

Share:

Pengumuman Terbaru